POJOKSATU.id – Pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia belum selesai, pasca penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pilleg) pada bulan Februari 2024 lalu, akan dilanjutkan dengan Pilkada serentak di seluruh wilayah Provinsi , Kabupaten serta Kota di Indonesia pada bulan November 2024 mendatang.
Ekses atau dampak dari pesta demokrasi yang digelar secara langsung, seringkali membekas di masyarakat dan berlarut karena polarisasi saat kontestasi berlangsung.
Tokoh budaya yang juga pendiri Dewan Kebudayaan Jabar, H.Asep Ridwan H Wiranata.S.Ag.M.Hum menjelaskan bahwa pesta demokrasi kerap kali menjadikan masyarakat terpolarisasi secara berlarut.
“Ini yang harus diantisipasi pemerintah, karena polarisasi yang berlarut pasca pesta demokrasi bisa berdampak kepada kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelas Asep Ridwan, Selasa 21 Mei 2024.
Selain itu, yang harus menjadi perhatian semua pihak, baik pelaku, penegak hukum, penyelenggara serta masyarakat harus memiliki semangat bersama dalam menciptakan pesta demokraai yang sejuk.
Asep melihat, kunci mengembalikan persatuan dan kesatuan serta hubungan harmonis masyarakat yakni kesadaran.
Menurutnya, masyarakat juga harus pintar dalam menerima semua informasi saat pemilu nanti, jangan sampai mudah terprovokasi.
Masyarakat harus melihat untuk memilih pemimpin yang pintar karena dengan pemimpin yang pintar bisa dipastikan juga akan membawa dan menghasilkan masyarakat yang pintar juga di masa depan.
Tak cukup hanya pintar, namun juga menjunjung tinggi nilai-nilai budaya karena dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya persatuan dan kesatuan akan tetap terjaga kedepannya.
“Masyarakat yang pintar pasti memilih pemimpin yang pintar, dengan pemimpin pintar juga kunci membentuk SDM yang pintar untuk masa depan, apalagi pintar dan berbudaya, dengan budaya insyaallah persatuan dan kesatuan tetap terjaga di masyarakat kedepannya, ” Pungkasnya.