Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Disosialisasikan di Sukabumi, Dorong Ekonomi Lokal

POJOKJABAR.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung pemerintahan Prabowo-Gibran semakin disosialisasikan ke berbagai daerah.


Kali ini, sosialisasi digelar di Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Sukabumi, pada Rabu (19/2).

Kegiatan yang berlangsung di Graha Hasim, Kampung Gobang, itu dihadiri oleh sekitar 300 peserta.

Sejumlah pejabat turut hadir, di antaranya Anggota Komisi IX DPR RI Zainul Munasichin, Anggota DPRD Jawa Barat Hasim Adnan, dan Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional (BGN) Dedi Suprijadi.


Zainul Munasichin menjelaskan bahwa program MBG bukan sekadar penyediaan makanan bergizi, tetapi juga berdampak pada perekonomian daerah.

“Kalau diibaratkan memancing, program MBG ini bukan cuma kasih ikan, tapi juga kail dan umpannya. Ini bagian dari strategi besar Pak Prabowo,” ujarnya.

Berdasarkan data BGN, hingga 22 Januari 2025 telah berdiri 245 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG di 38 provinsi. Targetnya, 30.000 dapur akan dibangun di seluruh Indonesia, yang masing-masing membutuhkan 45-50 tenaga kerja.

“Artinya, jutaan orang bisa terserap dari pekerja dapur saja, belum lagi dari pemasok bahan baku,” tambah Zainul.

Sukabumi sendiri menjadi daerah percontohan program ini. Salah satu dapur MBG di Warungkiara disebut paling sukses dalam penerapannya.

“Dulu saya skeptis, untuk apa orang dikasih makan gratis? Tapi setelah melihat sendiri dampaknya, saya sadar ini bukan hanya soal makan, tapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ujar Zainul.

Dia mencontohkan, sebelum program ini berjalan, seorang pedagang kangkung di Sukabumi hanya mampu menjual 20 ikat kangkung per hari. Namun setelah MBG diterapkan, penjualannya melonjak hingga 100 ikat per hari.

Ke depan, target program ini cukup ambisius. Pada April 2025, ditargetkan 3 juta anak Indonesia akan mendapatkan makanan bergizi. Agustus 2025 meningkat menjadi 15 juta, dan akhir tahun menjangkau seluruh anak Indonesia.

Namun, Zainul mengingatkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesiapan masyarakat.

“Kalau pedagang dan petani lokal tidak siap, korporasi besar bisa mengambil alih. Itu bukan yang kita inginkan. Maka, mari kita dukung bersama agar program ini benar-benar menguntungkan masyarakat kecil,” tegasnya.

Program MBG ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam membangun generasi emas 2045, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sisi gizi dan ekonomi.