POJOKJABAR.id, Sukabumi – Sejumlah warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasir Suren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi mempertanyakan wacana relokasi yang akan dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi yang sudah berselang satu tahun.
Salah seorang warga Enung Nuraeni mengaku, meski sudah satu tahun rumahnya terdampak pergerakan tanah tapi hingga saat ini belum ada tindakan relokasi ketempat aman yang seperti dijanjikan oleh pemerintah daerah.
Dengan terpaksa kini Enung memilih mengosongkan rumahnya dan mengontrak, karena cemas akan hal hal yang tidak diinginkan jika dipaksakan tinggal di rumahnya, apalagi dengan kondisi cuaca saat ini yang sering diguyur hujan.
“Ini sudah 1 tahun, saya ingin menyampaikan kepada pemerintah atau bapak-bapak yang terhormat di atas sana, sampai hari ini masih abu-abu, yang kami inginkan tidak PHP. Kapan kami akan direlokasi, jangan cuma di survey di foto, di survey di foto,” kata Enung.
Baca Juga : Tanah Longsor, Akses Jalan Desa di Parakansalak Sukabumi Sempat Tertutup
Ia menjelaskan, sempat ada pertemuan antara pihak pemerintah daerah melalui dinas dinas terkait dan pemerintah desa setempat membahas tempat relokasi, namun hingga saat ini belum ada realisasinya.
“Lihat di sini sudah hancur, tidak dapat dihuni sama sekali, kami mohon, kami sudah ngontrak, kami guru honorer, bapak-bapak yang di atas sudah tahu berapa gaji kami guru honorer,” jelasnya.
“Kami korban pergerakan tanah sudah mau setahun ngontrak, tidak ada dan belum ada dari pemerintah untuk membantu, bukan cuma kami, banyak tetangga-tetangga, saudara-saudara ngontrak mengeluhkan setiap bulan harus bayar kontrakan, tsampai kapan kami harus ngontrak,” imbuhnya.
Pasca bencana beberpa bulan lalu, lanjut Enung korban pergerakan tanah memang sudah mendapatkan bantuan namun sembako seerti beras, mie instan, sabun mandi, sabun cuci tangan, terus handsanitizer, tidak hanya itu dari Dinas Sosial juga mendapat bantuan berupa baju tidur, kasur.
“Cuma itu, bantuan uang gak ada, yang dari donatur ada, kalau uang gak ada dari pemerintah. Kami kemarin senang sekali lihat hari ulang tahun Kabupaten Sukabumi begitu meriah, tapi miris gak ada para pejabat yang datang kesini, padahal kami sedih, kami korban bencana, padahal lokasi kami dipinggir jalan Nyalindung,” bebernya.
Baca juga : Nelayan Ujung Genteng Sukabumi Mulai Keluhkan Dampak Kenaikan BBM
“Seingat saya belum pernah bapak Bupati meninjau Alhamdulillah. Tapi, mungkin kalau menyuruh yang lain ajudannya atau apa pernah, tapi pak Bupati belum, saya kangen lho sama bapak Bupati, pengen berjabat tangan, pengen ditanya, kami warga Kabupaten Sukabumi asli disini,” ucapnya.
Sementara itu, Siti Mayangsari (30) menjelaskan terpaksa harus ikut ke rumah mertuanya pasalnya rumah yang sebelumnya memang sudah rusak saat ini roboh karena selain dampak pergerakan tanah juga akibat diguyur hujan deras dalam dua hari terakhir.
Namun beruntung tidak ada korban jiwa maupun korban luka, karena semenjak rumahnya terdampak pergerakan tanah ikut ke rumah mertuanya.
“Kemarin kan saya di rumah mertua, pas sudah selesai hujan saya ke sini, ternyata rumah ambruk, ember-ember ancur, bangunan rubuh, pelapon pada turun, kondisi kamar mandi ambruk, kamar tidur juga ambruk ada tiga kamar,” timpalnya.
Masih kata Siti Mayangsari pertama bencana pergerakan tanah sempat mendapat bantuan dari Kemensos berupa barang-barang perabotan serta sembako, hingga saat ini belum dilakukan relokasi, yang sebelumnya telah dijanjikan akan dibikinkan rumah hunian sementara.
Baca Juga : Puting Beliung Kembali Terjang Kabupaten Sukabumi, 94 Rumah Warga di Gegerbitung Rusak
“Janjinya sih mau dibikin rumah hunian sementara di dekat desa, cuma kapan, sampai sekarang juga belum ada kabar lagi, belum ada kejelasan lagi,” tuturnya.
“Mudah-mudahan dapat bantuan secepatnya, kalau gak hunian sementara, dapat bantuan apa ke dari kebijakan pemerintah supaya gak tinggal di sini, atau di rumah mertua soalnya makin ke sini makin bahaya, soalnya retakannya juga bangunan saya aja yang baru asalnya yang gak ada retakan, ada retakan yang baru,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya belasan rumah di Kampung Nyalindung, Desa Pasir Suren, Kecamatan Palabuhanratu mengalami kerusakan berbagai kategori terutama bagian dinding dan pondasi rumahnya akibat adanya pergerakan tanah yang terjadi tahun 2021 lalu.
Sejumlah Organisasi perangkat daerah sempat melakukan kajian dan tinjauan bahkan telah menyiapkan posko sementara.
Namun hingga kini, belasan rumah warga yang terdampak pergerakam tanah belum dilakukan relokasi oleh pemerintah daerah kabupaten Sukabumi. (cr2/pojokjabar)