Pembangunan SPAL di Desa Kertamulya Dikritik LSM Laskar NKRI

Pembangunan Sistem Air Limbah (SPAL) di Dusun Sukarela RT 01/02, Desa Kertamulya, Kecamatan Cibuaya
Pembangunan Sistem Air Limbah (SPAL) di Dusun Sukarela RT 01/02, Desa Kertamulya, Kecamatan Cibuaya

POJOKJABAR.com, KARAWANG – Pembangunan Sistem Air Limbah (SPAL) di Dusun Sukarela RT 01/02, Desa Kertamulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang menuai pertanyaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Laskar NKRI. Pasalnya, di lokasi pembangunan nampak tidak terlihat adanya papan informasi dan diduga pembangunan tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).


Dalam hal itu, Bahrudin Panglima LSM Laskar NKRI Kecamatan Pedes, mempertanyakan Pelaksanaan Pembangunan Sistem Air Limbah (SPAL) dengan tidak adanya papan informasi dilokasi pembangunan dan pembangunan yang belum lama dibangun itu sempat roboh atau ambrug.

“Untuk pembanguan itu saya sebagai lembaga kontrol sosial dan tentunya ingin mengetahui pembangunan itu anggarannya dari mana, berapa anggarannya, panjangnya berapa dan supaya masyarakat umum juga mengetahui,” imbuhnya.

“Saya mohon tolong setiap pembangunan itu dipasang papan informasinya agar diketahui oleh seluruh masyarakatnya. Soalnya kemarin juga itu pembangunan sempat roboh, apakah pembangunan itu sudah sesuai dengan RAB nya, walaupun sudah diperbaiki,” ucap Bahrudin kepada Pojokjabar, Selasa (22/11/2022).


Sementara itu, Ade Sobur Ketua BPD Desa Kertamulya saat dikonfirmasi PojokJabar melalui sambungan via telepon WhattApp menyampaikan bahwa Pembangunan Sistem Air Limbah (SPAL) bersumber dari Dana Desa Tahun 2022 yang dilaksanakan oleh Kepala Desa Kertamulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang.

Dia juga membenarkan bahwa Pembangunan Sistem Air Limbah (SPAL) pada hari Kamis (17/11) itu roboh atau ambrug dan pembangunan itu sudah sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan menggunakan batu merah (Batu bata)

“Untuk pelaksanaanya semua sama kepala desa, saya sambil ngawal, mengontrol dan mengawasi agar pembangunan itu benar selesai terealisasi, dan itu mah SPAL,” ujarnya.

“Itu mah waktu kemarin habis dikerjain sehari pada malam Kamis itu hujan gede jadi airnya banjir dan kemarin juga mau diperbaiki juga disedot dulu airnya, ya kalau di SPAL mah itu bisa menggunakan batu merah karena sesuai dengan pengajuan di RAB nya, kemarin juga ada yang ngomong maunya pembangunan itu pakai batu kali, tapi bagaimana kan pengajuannya pakai batu merah,” katanya.

Kemudian, Ade Sobur juga menjelaskan bahwa pembangunan selanjutnya itu akan dilaksanakan masih dalam satu kewakilan.

“Kalau panjangnya nanti ada sambungannya didalam satu kewakilan sekitar 100an lebih lagi karena dipinggir jalan juga masih ada 7000an lagi batu merahnya, dan sisanya itu tadinya mau dipindahkan ke lokasi yang lain dan belum dilaksanakan, karena tadi ada tetangga yang meninggal tapi itu akan terus dilaksanakan,” pungkasnya. (Yusup/Pojokjabar)