POJOKJABAR.com, KARAWANG – Rencana Pemerintah Kabupaten Karawang yang akan merelokasi para pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi Rengasdengklok nampaknya tidak akan berjalan mulus.
Para pedagang pasar lama Rengasdengklok mengaku belum ada persiapan apapun dan tidak diberikan sosialisasi soal rencana relokasi.
“Waduh gimana ya yang di sana juga belum siap ditempatin, ya kita belum ada persiapan, ‘kan di sana juga belum siap mau dipindahin kemana, kita juga belum menerima pemberitahuan apapun, mungkin kalau jualannya pagi mungkin pada tahu,” kata salah seorang pedagang daging di lokasi jualannya yang enggan menyebutkan namanya ke Pojokjabar, Selasa(15/11/2022) malam.
Kemudian, di tempat terpisah, salah seorang pedagang umbi-umbian yang berinisial L, mengungkapkan hal senada bahwa belum ada persiapan apapun saat akan direlokasi.
Dia juga menyampaikan para pedagang pasar lama Rengasdengklok bukan menolak untuk direlokasi atau dipindahkan, namun merasa keberatan dengan harga kios yang mahal dan lokasi yang kurang memadai.
“Ngikutin teman-teman aja, kalau memang di relokasi ya gak apa-apa tapi kami juga belum ada persiapan sebelumnya,” ungkapnya.
“Ya sebetulnya pedagang itu merasa keberatan lokasi di sana tidak sesuai dengan disini, bukannya pengen luas, ya kira-kira per meter kisaran 16 juta jangka waktu 5 tahun, 2×2 kisaran 64 juta yang 2×3 lain lagi, merasa keberatan dengan harganya dan lokasinya kurang memadai, dan kalau saya kan jualan hasil bumi ya 2×2 mau jualan apa kalau jualan tempe sama tahu ya gak jadi masalah, ya kalau hasil bumi mah repot aja bukan saya aja mungkin semua pedagang jualan hasil bumi mah juga sama,” imbuhnya.
Kembali, Ia juga mengatakan bukan menolak direlokasi tapi dirinya merasa keberatan dengan harga kiosnya karena para pedagang hasil bumi itu membutuhkan lahan luas.
“Kisaran 2 juta dan angsuran perbulannya sekitar 1.5 juta lebih, jadi kita merasa keberatan tempatnya ini tidak memadai sedangkan jualan hasil bumi itukan harus membutuhkan lahan yang luas, kami juga bukan menolak untuk direlokasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, L juga menjelaskan seharusnya para pedagang tetap di pasar lama itu didata terlebih dahulu kalau memang mau direlokasi atau dipindahkan ke Pasar Proklamasi Rengasdengklok.
“Jadi sekarang di sana itu kuotanya berapa ratus dan para pedagang disini berapa ratus dan seharusnya didata dulu pedagangnya, jangan pedagang liar lah seperti saya pedagang tetap yang punya rolling atau kios, ya sebetulnya juga kalau di sana itu bukan pindah tapi sama saja pasar baru, karena itu mah seperti perumahan yang mau beli dan yang gak mau beli ya udah dan ini mah namanya bukan pindah,” jelasnya.
Kemudian, ia juga menambahkan bahwa pernah membooking 2 lokal bahkan sudah masuk angsuran selama satu bulan tapi dengan alasan yang tidak dimengerti olehnya Uang Booking dan angsuran itu dikembalikan.
“Ngebooking tuh 2 lokal satu juta, angsuran baru 1 bulan cuma yang baru diangsur 1 lokal aja dan satu lokal lagi belum diangsur terus uang dikembalikan, ya saya mah namanya uang dikembalikan ya saya ambil aja, ya sekarang saya pikir bagaimana nanti aja kalau memang disuruh pindah-pindah aja gak mikirin masalah tempat,” pungkasnya. (Yusup/Pojokjabar)