POJOKJABAR.com, KARAWANG – Kemajuan dari perkembangan penggunaan teknologi dalam kehidupan saat ini begitu pesat. Hal ini tak bisa dipungkiri bahwasannya gawai menjadi suatu kebutuhan primer bagi masyarakat khususnya dalam bidang Pendidikan. Hal ini, secara tidak langsung berdampak pada anak-anak, terutama di Desa Cikampek Barat.
Tidak menjadi rahasia lagi bahwa anak-anak zaman sekarang sudah terpapar dengan berbagai macam teknologi di usia yang masih belia. Sementara beberapa berpendapat bahwa ini dapat bermanfaat bagi tumbuh kembang mereka, namun ada juga yang berpikir bahwa hal ini sangat merugikan.
Gawai yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari banyak memiliki dampak yang baik bagi anak. Misalnya, membantu untuk meningkatkan keterampilan kognitif, melatih keterampilan motorik halus anak, serta koordinasi tangan-mata pada anak. Anak-anak juga dapat mengenal banyak hal baru serta mengenal budaya luar yang berbeda melalui jaringan internet.
Namun, terdapat juga risiko dampak buruk yang ditimbulkan dalam penggunaan gawai yang berlebihan pada anak, diantaranya bagi perkembangan sosial serta emosional anak.
Dampak buruk dari penggunaan gawai bagi anak antara lain, anak menjadi pribadi yang tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, pudarnya kreativitas, perilaku kekerasan, ancaman cyberbullying, bahkan dapat mengecam kesehatan anak.
Salah satu dampak yang paling umum dari penggunaan gawai pada anak-anak yaitu interaksi sosial yang mengalami gangguan.
Hal ini diperkuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Novitasari pada tahun 2016 bahwasannya terdapat dampak buruk yang ditimbulkan pada interaksi sosial anak terhadap penggunaan gawai.
Anak menjadi pribadi yang individualis serta tidak peduli terhadap sekitarnya. “Setelah mengenal gawai anak jadi malas untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Bahkan anak lebih memilih berdiam diri di rumah bermain game online”, pendapat dari salah satu orang tua anak dari Desa Cikampek Barat (Jum’at, 22/07/2022).

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cikampek Barat, yaitu Ferica Edithya Damayanti tertarik untuk melakukan observasi dengan mengangkat tema SDG’s Desa ‘Penyelesaian Masalah Sosial Melalui Pendekatan Budaya Lokal’.
Ferica memperkenalkan Kaulinan Barudak Sunda kepada anak-anak di Desa Cikampek Barat.
Memberikan sedikit ilmu yang diketahuinya untuk dibagikan kepada anak-anak mengenai beberapa macam kaulinan yang dapat dilestarikan.
Menurut Ferica, selain memperkenalkan serta melestarikan Kebudayaan Sunda yang mulai pudar di era kemajuan teknologi, hal ini juga dapat mengatasi dampak interaksi sosial yang terjadi pada anak-anak khususnya di Desa Cikampek Barat
Beberapa kaulinan yang dikenalkan oleh Ferica kepada anak-anak di Desa Cikampek Barat diantaranya permainan congklak, bekel, dan engkle.
Langkah kecil ini dapat memberikan dampak yang begitu besar bagi perkembangan anak-anak di Desa Cikampek Barat, terutama dalam melatih sosialisasi anak terhadap sekitarnya. Anak pun terlihat sangat gembira dengan dikenalkannya Kaulinan Barudak Sunda.