Pengamat Tata Kota : Fenomena SCBD Harusnya Jadi ‘Tamparan Keras’ untuk Kota Depok dan Pemkab Bogor

Citayam Fashion Week. (Ist)

POJOKJABAR.id – Minimnya ruang publik di kota atau kabupaten asalnya, membuat remaja Citayam memilih kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat sebagai tempat berkumpul dan berkreasi hingga terlahir Citayam Fashion Week.


Fenomena remaja SCBD memang viral dalam beberapa pekan terakhir ini. Istilah SCBD merupakan singkatan dari Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok.

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, akses dan fasilitas yang nyaman menjadi alasan para remaja tersebut memilih Dukuh Atas sebagai tempat berekspresi.

“Lokasi lebih mudah dicapai dengan KRL, berhenti di Stasiun Sudirman, yang relatif terjangkau biayanya untuk pulang pergi,” kata Nirwono, Selasa (26/07/2022).


Baca Juga : Model-model Dadakan Ramaikan Citayam Fashion Week, Busana Unik

Selain dekat dengan stasiun, Dukuh Atas yang dilalui banyak orang dianggap lokasi yang tepat untuk menarik perhatian orang.

“Lokasi sangat strategis dekat pusat kota seperti Bundaran HI dan Monas dan titik transit dan lalu lalang para pekerja bodetabek ke Jakarta. Sehingga jika mereka berkegiatan seperti fashion, akan banyak yang menyaksikan meskipun hanya sekilas,” ujarnya.

Menurut Nirwono, adanya fenomena ini seharusnya menjadi ‘tamparan keras’ buat Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Pasalnya, remaja di daerah mereka sampai harus pergi ke Jakarta untuk dapat bersenang-senang dan melepas penat.

Nirwono menyarankan, pemerintah kota dan kabupaten di sekitar Jakarta bisa membuat ruang publik yang nyaman bagi para remaja berekspresi.

Selain nyaman, lokasinya juga harus mudah dijangkau remaja yang mengandalkan transportasi umum untuk mobilitas.

“Hadirnya SCBD ini seharusnya mendorong Pemkot atau Pemkab Bodetabek, termasuk Citayam dan Bojong Gede (Kabupaten Bogor) dan Depok, untuk menyediakan ruang-ruang publik atau taman kota yang menarik, terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda, gratis, dan strategis dalam arti mudah dicapai. Sehingga jika mereka ingin berkegiatan tidak perlu sampai ke Dukuh Atas di Jakarta,” kata Nirwono. (net/pojokjabar)