Menhan Prabowo Angkat Suara Soal Perang Rusia-Ukraina

Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto
Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto./Foto: istimewa

POJOKJABAR.com– Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto akhirnya angkat suara terkait posisi Indonesia menyikapi perang Rusia-Ukraina.


Ia mendesak kedua belah pihak untuk melakukan upaya berdialog demi terwujudnya perdamaian.

“Kami mendesak semua pihak dalam situasi,” kata Prabowo dalam keterangannya, Sabtu (12/3/2022).

Prabowo menuturkan kalau Indonesia memiliki harapan supaya perang bisa berakhir dengan damai.


“Kami berharap dan berdoa untuk hasil damai dalam krisis di Ukraina,” ungkap Prabowo.

Untuk diketahui, Duta Besar (Dubes) Ukraina juga telah menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung PBNU pada Senin (7/3) sore.

Dubes Ukraina meminta pria akrab dipanggil Gus Yahya itu untuk meminta Presiden Rusia Putin menghentikan perang.

“Atas nama NU. Saya menyeru Presiden Rusia untuk segera menyetop perang,” kata Gus Yahya dikutip TV NU, Selasa (8/3/2022).

Ia mengatakan, jika Rusia terus melanjutkan invasinya ke Ukraina maka akan berdampak kepada semua negara.

“Karena itu kita meminta Presiden Rusia Putin segera menghentikan perang dan menarik semua pasukannya dari Ukraina,” ucapnya.

Gus Yahya berharap kedua Presiden negara Eropa tersebut mengedepankan dialog ketimbang melakukan perang.

“Kita harus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan persolan daripada melakukan gencatan senjata,” ujarnya.

Gus Yahya bernjaji akan melakukan beberapa hal yang bisa dilakukan NU untuk melakukan upaya perdamaian antara kedua negara tersebut.

Termasuk mengontak mufti Islam di Rusia dan Ukraina untuk mencoba menggalangkan upaya damai di kedua negara.

“Mufti adalah istilah untuk pemimpin Islam dalam Islam,” ungkap Gus Yahya.

“NU akan berusaha melakukan apapun untuk membantu. Kami sedang berusaha menghubungi mufi Rusia dan kita lihat apa yang bisa lakukan untuk menghentikan perang ini,” ucapnya.

Invasi Rusia atas Ukraina menurutnya bukan hanya persoalan antara dua negara.

Terlebih juga ancaman bagi seluruh masyarakat Internasional, termasuk Indonesia.

“Saya menyeru kepada masyarakat internasional segera bangkit dan bersama-sama melakukan sesuatu untuk menghentikan krisis ini,” pungkasnya.(muf/pojokjabar)