POJOKJABAR.id, Depok – Umroh, seorang wanita asal Cilangkap, Kecamatan Tapos, yang mempunyai tujuh orang anak diklaim sebagai manusia tertua di Kota Depok.
Pasalnya, kendati pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) tertulis Umroh merupakan kelahiran tahun 1927, namun keluarganya mengklaim usianya kini sudah 103 tahun.
Anak ke tujuh Umroh, Rahmani mengatakan, usia ibunya itu saat ini sudah lebih dari 100 tahun. Meski demikian, ibunya masih memiliki pendengaran yang cukup baik dan tutur bahasanya cukup fasih saat diajak berkomunikasi.
“Umurnya tuh sudah 100 tahun lebih, memang di KTP tahun kelahirnya 1927 tetapi itu hanya menerka-nerka,” kata Rahmani, Selasa (20/9/2022).
Baca Juga : Depok Dapat Kuota 1.072 Penerimaan PPPK 2022
Rahmani mengungkapkan, kondisinya saat ini hanya bisa terbaring di tempat tidurnya sejak empat tahun. Hal itu dikarenakan ibunya itu pernah mengalami jatuh yang menyebabkan ia tidak bisa berjalan lagi.
“Pernah mengalami jatuh tetapi kondisinya masih sehat tidak ada penyakit,” ungkapnya.
Ibunya, masih ingat nama-nama keluarga sampai garis keturunannya yang masih hidup mulai dari anak sampai cucunya.
“Masih hapal dan ingat nama anak sampai cucu,” ungkapnya.
Di rumah sederhana itu, Rahmani tinggal bersama ibunya sekaligus mengurusinya.
“Iya, saya yang mengurusi disini sama suami saya,” ucapnya.
Baca Juga : Puluhan Kubik Sampah Styrofam Penuhi Aliran Kali Krukut Depok, Petugas PUPR : Mungkin Kiriman dari Bogor
Menurut Rahmani, ibunya memiliki tujuh anak yang kini tersisa hanya empat orang. Anak pertamanya saja kini berumur sekitar 75 tahun.
“Dari tujuh orang anak yang tersisa hanya empat orang termasuk saya anak ketujuh dari Hajah Umroh,” tuturnya.
Ibunya juga memiliki 27 orang cucu, 8 orang cicit dan 1 orang pipit yang umumnya masih tinggal di daerah Kelurahan Cilangkap.
“Kebanyakan Keluargnya tinggal di sini,” ujarnya.
Rahmani mengaku, dalam mengurus ibunya tidak ada pantangan dalam makanan. Masih bisa makan segala macam makanan, terkecuali yang keras di karenakan giginya saat ini sudah tidak ada.
“Semua makan dia juga suka, sering dimintakan membeli makanan seperti roti bakar, Indomie dan ayam goreng,” katanya.
Rahmani juga tidak mengetahui apa penyebabnya sampai ibunya bisa berusia sampai 100 tahun lebih. Sampai sekarang masih diberikan kesehatan, Rahmani hanya percaya ini kuasa Tuhan.
Sepengetahuan Rahmani, ibunya hanya mengamalkan sebuah doa kepercayaanya, yaitu doa ketulangan yang membuat dia bisa sehat. Doa itupun sudah di turuni oleh anak dan cucunya.
Menurutnya, semasa muda ibunya hanya memakan-makan yang sehat, seperti sayur bening dan tidak menggunakan micin sebagai penyedap rasa.
“Tapi iya dari dulu tuh kita menghindari banget yang namanya micin,” ungkapnya.
Rahmani hanya berharap untuk ibunya di berikan kesembuhan, agar bisa berjalan lagi dan selalu di berikan kesehatan. Sisanya diserahkan kepada yang maha kuasa.
“Intinya kita serahkan kepada yang maha kuasa, “ harapnya.
Adanya fenomena ini, Pakar Kesehatan, dokter Frovira Brilyandini mengatakan, bila bicara panjang usia tentu yang utama berkaitan dengan takdir Yang Maha Kuasa.
Selain itu, ada beberapa hal ikhtiar yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan masa tua bahagia, dengan perilaku cerdik.
“Perilaku cerdik itu seperti cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet gizi seimbang, Istirahat yang cukup juga kelola stres dengan baik,” ujar perempuan yang menjabat Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Bojongsari.
Frovira Brilyandini juga membagikan tips tetap sehat meski sudah lansia. Seperti tetap aktif, menjaga berat badan ideal, mengkonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup dan juga Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
“Serta menjaga ingatan tetap kuat,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, saat ini angka harapan hidup (AHH) di Kota Depok berada pada 74 tahun. Angka AHH naik di tahun 2016, padahal sebelumnay di 2015 AHH di 73 tahun.
Selain Umroh, Seorang pria warga Desa Plantungan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, bernama Sastro Surip, diyakini menjadi manusia tertua di Kabupaten Blora.
Mbah Sastro Surip ini usianya diperkirakan mencapai 115 tahun, meski berdasarkan data administrasi kependudukan atau pada kartu tanda penduduk (KTP), tanggal kelahirannya tertulis 1 Juli 1919.
Namun, data tersebut diyakini tidak sesuai dengan tanggal kelahiran Mbah Sastro Surip yang sebenarnya.
Menurut pengakuannya, Mbah Sastro Surip sudah lahir saat proses pembangunan waduk Tempuran, Blora, yang dibangun tahun 1913 hingga 1914. (rd/pojokjabar)