POJOKJABAR.com, CIREBON – Keinginan anak-anak muda Uzbekistan kuliah di luar negeri, khususnya di Indonesia sangat tinggi. Bahkan, anomi mahasiswa Uzbeskitan mempelajari bahasa Indonesia pun menunjukan peningkatan signifikan.
Hal ini menjadi sinyal positif bagi Universitas-Universitas di Indonesia untuk bisa membuka program kelas magang bagi mahasiswa asing, seperti di Uzbekistan agar bisa kuliah di Indonesia.
Hal ini disampaikan Dubes RI untuk Uzbekistan, Prof Dr Sunaryo Kartadinata di Kopi Pahit Monday Media Group, Kamis (6/34/2024).
Dengan adanya Program Kampus Merdeka, potensi kerjasama sangat dimungkinkan sekali. Ataupun sebaliknya. Terlebih Program Kampus Merdekai adalah bentuk komitmen pemerintah dalam menyediakan kesempatan bagi puluhan ribu mahasiswa berkegiatan di luar kampus yang melibatkan mahasiswa, dosen, industri, dan masyarakat.
“Kesempatan bagi Kampus di Indonesia, karena ini adalah soft diplomacy yang baik,” ujar Prof Sunaryo.
Menurut Prof Sunaryo, upaya soft-diplomacy melalui pendidikan diharapkan menjadi ikhtiar kampus dalam meningkatkan kredit poin sekaligus mendukung pemerintah memperkuat hubungan antarnegara.
Lebih lanjut, Prof Sunaryo mengatakan kehadiran mahasiswa asing di Indonesia bakal menjadi cerita bagi mereka saat kembali ke negara mereka.
“Implikasinya bisa ke ekonomi, wisata dan budaya. Insha Allah kami siap memfasilitasi asalkan programya jelas,’ pungkas Dubes Sunaryo.
Dubes Sunaryo juga memaparkan penghujung tahun 2022 menjadi kado spesial bagi kopi asli Indonesia. Betapa tidak, setelah kopi Torabika sukses menarik minat penikmat kopi instan di Uzbekistan, kini giliran kopi Good Day yang mulai memasuki pasar-pasar dan pusat-pusat perbelanjaan di Uzbekistan.
Menurut Dubes Sunaryo, masuknya kopi Good Day menambah daftar produk makanan dan minuman Indonesia yang telah beredar di Uzbekistan, antara lain kopi Torabika, kopi ABC, mi instan merek Mie Sedaap dan kopi Kapal Api Luwak Easy Drip.
Meskipun di Uzbekistan telah hadir cukup banyak merek kopi instan dari berbagai negara lainnya, namun pangsa pasar masih terbuka luas seiring meningkatnya demand dan daya beli masyarakat sebagai dampak pertumbuhan ekonomi yang baik.
Lebih lanjut, Guru Besar UPI ini menerangkan bahwa pPada tahun 2022, impor produk makanan dan minuman Uzbekistan mengalami peningkatan sebesar 40% dibandingkan tahun sebelumnya. Uzbekistan mengimpor produk makanan dan minuman dari sekitar 100 negara, dimana Indonesia menjadi salah satu top supplier.
Dubes Sunaryo juga kembali mengimbau kepada seluruh pelaku usaha Indonesia untuk mengambil bagian karena potensi pasar produk Indonesia di Uzbekistan sangat potensial.
Perlu diketahui, diskusi santai nan serius ini juga dihadiri oleh Sintia Christian Saeh (Pensosbud KBRI Uzbekistan), Nur Janna (Fungsi Ekonomi KBRI Uzbekistan), Ika Yuniar Wulandari (Protokoler KBRI Uzbekistan) dan Rofita (Konselor Fungsi Politik KBRI Uzbekistan).
Selain itu, Kopi Pahit pun melibatkan Influencer asli Uzbekistan, Sakhzoda (Direktur Hotel Archie Tashkent City).
Sejumlah akademisi Indonesia turut berpartisipasi sekaligus memberikan pandangan, pertanyaan dan tanggapan, diantaranya: Rudi Haryono (Dekan Fakultas Sains dan Kesehatan UMBARA), Azka Maulana (Kepala Urusan Internasional UMC) dan Sari Laelatul Qadriah (Kepala LPUU UMC).
(zag/pojokjabar