POJOKJABAR,com, CIREBON – Banyaknya masyarakat yang kurang peduli terhadap data kependudukan bisa memicu sumber keributan khususnya saat ada program bantuan dari pemerintah.
Sehingga masalah data kemiskinan masih menjadi fokus utama Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon. Pasalnya, program pengentasan kemiskinan yang tengah digaungkan tentu akan lebih sulit tercapai jika data yang ada tidak sesuai dengan kondisi yang ada.
Demikian dituturkan, Bupati Cirebon, H. Imron, usai Pengukuhan Forum Pusat Kesejahteraan Sosial Kabupaten Cirebon (FPKSKC) tingkat kecamatan, Jumat (22/7/2022) di Pendopo Bupati Cirebon.
“Mohon maaf, masyarakat yang ekonominya rendah dan pendidikannya kurang, terkadang tidak peduli terhadap data kependudukan, seperti KTP maupun KK. Tetapi, mereka akan protes keras jika tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal, pemerintah itu mendasarkan data penerima bantuan dari data kependudukan,” tutur Imron.
Di kesempatan itu, Imron meminta kepada pengurus FPKSKC yang telah dikukuhkan ini, untuk bisa mengawal dan mendampingi masyarakat dalam memperoleh data yang valid.Termasuk juga dalam urusan verifikasi, Imron dengan tegas menyebut jangan ada data palsu.
“Jika memang orang tersebut berhak mendapatkan bantuan, maka harus diprioritaskan. Keluhan selama ini yang saya terima, ada orang yang seharusnya tidak dapat malah dapat bantuan dan sebaliknya. Tugas puskesos inilah yang harusnya mendampingi agar bantuan tepat sasaran,” tambahnya.
Senada, Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih SE M.Si juga mengatakan permasalahan kemiskinan ini kuncinya didata. Disamping itu, perlu kerja sama semua pihak dalam menyukseskan program pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah.
“Puskesos ini juga memliki peran penting untuk program pengentasan kemiskinan. Dari sembilan kecamatan yang sudah kita monitoring, permasalahan kemiskinan ini adalah masalah multisektoral. Tidak bisa hanya diatasi oleh Dinas Sosial semata, tetapi semua harus terlibat,” kata Ayu, sapaan akrab Wabup.
Ayu juga mengajak desa untuk ikut serta membantu, terutama penganggaran dalam program pengentasan kemiskinan. “Pak Kuwu juga harus ikut berperan. Melalui penganggaran yang pro program pengentasan kemiskinan, maka niscaya program tersebut lebih mudah direalisasikan,” jelasnya.
(aef/pojokjabar)