Pasca Tragedi Kanjuruhan, Habib Syakur Ali Minta Aremania Waspada ‘Penunggang Gelap’

Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid
Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid

POJOKJABAR.com, BANDUNG – Tokoh masyarakat Jawa Timur, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, ikut angkat bicara soal tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang.


Sebanyak 130 orang meninggal dunia dala peristiwa yang menjadi perhatian masyarakat dunia tersebut.

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) tersebut menganggap tragedi nasional yang memukul citra sepak bola Indonesia.

“Kita harus bersyukur kejadian d kanjuruhan pemerintah langsung turun tangan membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF),” ujar Habib Syakur, Selasa (18/10/22).


Habib Syakur mengajak seluruh Aremania bersabar menanti waktu yang tepat agar seluruh tersangka dalam kasus itu ditahan oleh pihak kepolisian.

“Saya berharap kepada Aremania agar supaya tetap bersabar jangan terpengaruh dan terprovokasi oleh pahlawan kesiangan yang ingin menunggangi kejadian di Kanjuruhan,” ujarnya.

Menurut Habib Syakur, Aremania sendiri sebetulnya sudah sangat puas dengan campur tangan pemerintah.

“Perlu diketahui para pahlawan kesiangan itu dikaitkan dengan apa yang menjadi tujuan mereka untuk memporakporandakan negeri ini,” katanya.

Mereka yang jadi penunggang gelap ini, kata Habib Syakur, yakni orang yang menginginkan Indonesia todak utuh atau terpecah belah.

“Siapa lagi kalau bukan eks simpatisan HTI dan FPI. Kita tahu bahwa mereka ini semua yang menginginkan Indonesia berubah menjadi sebuah kesepakatan daulah khilafah,” ujarnya.

Mereka ini, kata Habib, menyudutkan polisi karena tembakan gas air mata saat di Stadion Kanjuruhan. Padahal, kata dia, Polri sudah memperbaiki kinerjanya bersama pemerintah.

“Polisi semakin baik dalam mewujudkan keadilan dalam penyelidikan dan penyidikan tragedi di Kanjuruhan,” katanya.

“Saya ingin mengajak Aremania tidak boleh larut dalam trauma, ayo semangat ayo kita tunjukan Aremania bisa menjadi bagian dari keutuhan negeri kita tercinta,” pungkasnya. (Ega Nugraha/Pojokjabar)