POJOKJABAR.com, BANDUNG – Dor.. suara letusan senapan angin bertenaga gas malam itu mengagetkan semua orang yang masih terjaga, teriakan korban yang bersimbah darah akibat ditembak memecah kesunyian saat sebutir peluru kaliber 4,5 mm menembus pangkal lengan kanannya.
Korban merupakan petani bernama Atang usianya 55 tahun, darah semakin banyak keluar dari luka tembak hingga korban dilarikan ke Puskesmas terdekat. Namun puskesmas tidak sanggup menangani, akhirnya Atang di bawa ke RSUD Karawang.
“Kejadiannya sekitar pukul 21.30 WIB, seperti biasa saya lagi tiduran di luar (di bale-bale rumah panggung), dengan berbantalkan kedua tangan menatap langit-langit rumah sambil ngobrol masalah pertanian sama tetangga,” cerita Atang, saat disambangi dikediamannya di Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Atang menduga pelaku mengincar kepalanya (ubun-ubun kepala), beruntung malam itu dirinya secara reflek mengangkat tangan sambil menggeser kepala memalingkan wajah melihat ke arah pangkal lengan kanan.
“Ada nyamuk menggigit tangan, saya reflek mau menepuk nyamuk sambil melihat posisi nyamuk dilengan memiringkan kepala dan mengangkat tangan kanan kanan yang masih di tekuk,” tambah Atang, menjelaskan.
Pada saat mengkat tangan itulah dirinya dikejutkan dengan suara letusan senapan, kemudian terasa panas dan sakit luar biasa di pangkal lengan bagian atasnya.
“Setelah itu saya tidak ingat lagi karena menahan sakit luar biasa, anak laki-laki saya beserta para tetangga membawa saya ke puskesmas lalu ke rumah sakit. Banyak darah keluar daei luka tembak,” cerita Atang, mengenang kejadian beberapa hari lalu.
Setelah dibawa ke RSUD Karawang, ternyata di rumah sakit tidak ada alat untuk mengetahui serpihan peluru yang masih bersarang di pangkal lengan, sehingga harus mencari rumah sakit yang memiliki alatnya.

“Anak saya mencari informasi kesana kemari mencari rumah sakit yang memiliki alat bernama C-Arm, akhirnya dapat informasi ada di rumah sakit Siloam, ramahadi (Purwakarta) dan lira medika (Karawang),” beber Atang.
Akhirnya Atang di rujuk ke rumah sakit lira medika, untuk mendapatkan perawatan intensif agar bisa segera dilakukan tindakan operasi mengangkat proyektil peluru yang masih bersarang di pangkal lengannya.
“Pantasan terasa sakit banget, menurut dokter yang mengoperasi tangan saya, pelurunya pecah didalam menjadi 7 pecahan. Pecahan proyektil peluru yang berhasil diangkat jumlahnya ada 4 pecahan, 3 pecahan lagi sangat kecil kata dokter tidak apa-apa tidak diangkat juga,” beber Atang, menerangkan proses operasi pengangkatan proyektil peluru pada pangkal lengan kanannya.

Saat ini kondisi Atang sudah membaik, lengan kananya yang ditembak senapan angin gas sudah mulai bisa digerakan secara pelan dan perlahan.
“Senin depan (24/01) harus kontrol ke rumah sakit, untuk melihat kondisi hasil operasinya,” kata Atang, sambil sesekali meringis menahan sakit mengakhiri pembicaraan.
Seperti diketahui pada Kamis malam (13/01), sekitar pukul 21.30 WIB Atang ditembak oleh tetangganya sendiri. Pelaku bernama Iyan, merupakan tetangga depan rumahnya Atang.
Dari hasil melihat langsung di lokasi kejadian, jarak tembak saat pelaku melakukan penembakan kepada korban sangat dekat. Jaraknya sekitar 5-7 meter, dengan posisi pelaku dan korban saat menembak sejajar.
Keterangan pihak Kepolisian
Pelaku bernama Iyan yang menembak Atang, malam itu juga langsung diamankan oleh pihak kepolisian dari Polsek Tegalwaru berikut dengan senapan angin gas yang digunakan oleh pelaku.
Menurut keterangan polisi, dari hasil pemeriksaan awal diketahui pelaku masih memiliki dendam masalah Pilkades kepada korban. Karena berbeda pilihan dalam mengusung calon, padahal pilkades sendiri sudah bertahun-tahun berlalu.

Prilaku Pelaku dimata Tetangga
Namun dari hasil penelusuran dilapangan, pelaku memang kerap melakukan intimidasi kepada para tetangganya tanpa sebab yang jelas. Beberapa tetangga korban lainnya pernah merasa di intimidasi oleh pelaku.
Para tetangga enggan melaporkan kelakuan pelaku tersebut, karena takut oleh sifat premanisme pelaku yang selalu membuat resah masyarakat di sekitar.
“Saya pernah didatangi oleh pelaku hingga dua kali, di marah-marahi tanpa sebab yang jelas,” cerita warga yang enggan disebutkan namanya.
“Amang ini pernah mau di colok matanya,” sambar warga lain, yang ikut menimpali bahwa kelakuan pelaku memang sudah meresahkan masyarakat. (Red/pojokjabar)