POJOKJABAR.com, BANDUNG – Sebuah inovasi baru diluncurkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung.
“Salah satu inovasi yang kami luncurkan adalah, program mini lab food security,” ujar Kepala Dispertapa Kota Bandung Elly Wasliah, Selasa (20/9/2016).
Dengan program ini lanjut Elly, pihaknya meminta kepada seluruh pasar modern dan pasar tradisional, untuk memiliki mini lab food security. Di mana mini lab ini bisa mengecek langsung kondisi makanan segar yang dijual di pasar modern atau pasar tradisional.
“Selain untuk mengajak pengusaha pasar modern, mini lab food security ini merupakan inomavi implementasi proyek perubahan. Karena kan sekarang saya mengikuti Diklat Pimpinan, dan harus punya inovasi dalam kepemimpinan saya,” papar Elly.
Jumlah pasar tradisional se-Kota Bandung sebanyak 33, sedangkan pasar modern sebanyak 59. “Mengeceknya sederhana saja, hanya dengan mengambil sampel, bisa mengetahui, apakah di makanan segar yangdijual terdapat kandungan berbahaya atau tidak,” papar Elly.
Kandungan yang bisa dicek diantaranya, tes halal dan haram, sehingga bisa mengetahui, apakah daging yang dijual, daging celeng atau bukan. Selain itu, ada durante tes, di mana bisa mengetahui, daging yangdijual tiren atau bukan. Ada juga tes kandungan pestisida tes, clorin tes, boraks tes, dan formalin tes.
“Untuk memiliki mini lab food security ini, pengusaha bisa mendapatkannya dengan anggaran Rp25 juta saja,” tambahnya.
Bagi pengusaha pasar modern bisa membeli sendiri. Sedangkan, untuk pasar tradisional akan mendapatkan bantuan dari Dispertapa.
“Untuk pengadaan bagi pasar tradisional, secarabertahap. Karena kami harus menyiapkan pengadaan untuk 33 pasar tradisional se Kota Bandung,” terangnya.
Meski demikian, lanjut Elly, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada staf pasar modren dari divisi pangan segar untuk mengajarkan bagaimana cara menggunakan peralatan di mini lab tersebut.
Sementara untuk di pasar tradisional, Elly akan meminta satu orangpetugas di unit pasar tersebut, untuk diberi pelatihan. (mur)